Manusia Paling Jenius : James William Sidis 1914
![]() |
William James Sidis 1914 |
Siapakah
manusia terjenius yang pernah dimiliki dunia? Da Vinci? John Stuart
Mills? Atau Albert Einstein seperti yang selama ini diperkirakan orang?
Ketiganya
memang dianggap jenus-jenius besar yang telah memberikan banyak
pengaruh terhadap bidangnya masing-masing. Tapi gelar manusia terjenius
yang pernah dimiliki dunia rasanya tetap layak diberikan kepada William James Sidis.
Siapakah ia? Mengapa namanya tenggelam dan kurang dikenal walau angka IQnya mencapai kisaran 250–-300?..
Keajaiban
Sidis diawali ketika dia bisa makan sendiri dengan menggunakan sendok
pada usia 8 bulan. Pada usia belum genap 2 tahun, Sidis sudah menjadikan
New York Times sebagai teman sarapan paginya. Semenjak saat itu namanya
menjadi langganan headline surat kabar : menulis beberapa buku sebelum
berusia 8 tahun, diantaranya tentang anatomy dan astronomy. Pada usia 11
tahun Sidis diterima di Universitas Harvard sebagai murid termuda.
Harvardpun kemudian terpesona dengan kejeniusannya ketika Sidis
memberikan ceramah tentang Jasad Empat Dimensi di depan para professor
matematika.
Lebih
dasyat lagi : Sidis mengerti 200 jenis bahasa di dunia dan bisa
menerjemahkannya dengan amat cepat dan mudah. Ia bisa mempelajari sebuah
bahasa secara keseluruhan dalam sehari !!!!
Keberhasilan
William Sidis adalah keberhasilan sang Ayah, Boris Sidis yang seorang
Psikolog handal berdarah Yahudi. Boris sendiri juga seorang lulusan
Harvard, murid psikolog ternama William James (Demikian ia
kemudian
memberi nama pada anaknya) Boris memang menjadikan anaknya sebagai
contoh untuk sebuah model pendidikan baru sekaligus menyerang sistem
pendidikan konvensional yang dituduhnya telah menjadi biang keladi
kejahatan, kriminalitas dan penyakit. Siapa yang sangka William Sidis
kemudian meninggal pada usia yang tergolong muda, 46 tahun - sebuah saat
dimana semestinya seorang ilmuwan berada dalam masa produktifnya. Sidis
meninggal dalam keadaan menganggur, terasing dan amat miskin. Ironis.
Orang
kemudian menilai bahwa kehidupan Sidis tidaklah bahagia. Popularitas
dan kehebatannya pada bidang matematika membuatnya tersiksa. Beberapa
tahun sebelum ia meninggal, Sidis memang sempat mengatakan kepada pers
bahwa ia membenci matematika - sesuatu yang selama ini telah
melambungkan namanya. Dalam kehidupan sosial, Sidis hanya sedikit
memiliki teman. Bahkan ia juga sering diasingkan oleh rekan sekampus.
Tidak juga pernah memiliki seorang pacar ataupun istri. Gelar sarjananya
tidak pernah selesai, ditinggal begitu saja. Ia kemudian memutuskan
hubungan dengan keluarganya, mengembara dalam kerahasiaan, bekerja
dengan gaji seadanya, mengasingkan diri. Ia berlari jauh dari kejayaan
masa kecilnya yang
sebenarnya
adalah proyeksi sang ayah. Ia menyadarinya bahwa hidupnya adalah hasil
pemolaan orang lain. Namun, kesadaran memang sering datang terlambat.
Mengharukan
memang usaha Sidis. Ada keinginan kuat untuk lari dari pengaruh sang
Ayah, untuk menjadi diri sendiri. Walau untuk itu Sidis tidak kuasa.
Pers dan publik terlanjur menjadikan Sidis sebagai sebuah
berita.
Kemanapun Sidis bersembunyi, pers pasti bisa mencium. Sidis tidak bisa
melepaskan pengaruh sang ayah begitu saja. Sudah terlanjur tertanam
sebagai sebuah bom waktu, yang kemudian meledakkan dirinya sendiri.
Belum ada Komentar untuk "Manusia Paling Jenius : James William Sidis 1914"
Posting Komentar